Sekilas Sejarah XHI

Ide XHI tercetus secara spontan ketika kami para admin : Kang Ashari, Kang Lutfi, dan Teh Ambar sedang ngobrol santai di sekretariat MTHI (Manajemen Terapi Holistik Indonesia). Awalnya kami tidak membayangkan bahwa cetusan ide sesaat ini akan berkembang seperti sekarang.

Saat itu kami hanya berpikir sederhana : “Kangen suasana dan ‘vibe” saat LSBD Hikmatul Iman masih ada”.  Dulu semua anggota Hikmatul Iman tentu pernah  berandai – andai : jika nanti memiliki putra/putri pasti akan diikutkan latihan Hikmatul Iman. Namun beberapa tahun pasca pembubaran HI kita tentunya sadar dan tidak dapat melihat bagaimana cara agar anak – cucu bisa merasakan perjuangan berlatih, UKT, pengukuhan, sparring, sekaligus kehangatan persaudaraan. Faktanya, Keilmuan Hikmatul Iman secara lembaga sudah berhenti, tidak akan ada lagi ranting dan ujian kenaikan tingkat, dan tidak mungkin pula organisasi hidup kembali.

Pembahasan kumpulan orang – orang yang “gagal move -on” ini kemudian mengalir dan sampai pada titik penyadaran potensi bahwa kami dulu di Hikmatul Iman pernah menjadi anggota, pengurus tingkat nasional, asisten pelatih, penerbit majalah, pembuat AD ART, EO event level nasional, dll. Kayaknya kok kami cukup kompeten ya, kayaknya sayang kalau potensi – potensi  ini hanya disimpan.

Hanya saja waktu itu kami juga sadar dan mengukur diri bahwa masa – masa dimana bisa mencurahkan perhatian 100% pada organisasi sudah lewat, bahwa kami sudah melakukannya. Tercetuslah ide untuk latihan online via zoom : praktis, daya jangkau luas, dan tidak perlu sumber daya yang besar. Ditambah saat itu MTHI sudah mulai memproduksi seri-seri latihan dan mengadakan latihan via zoom untuk kelas kesehatan karena masa pandemi.

” Ah paling yang ikut 10 orang “

Prediksi awalnya begitu. Benar – benar dimulai tanpa ekspektasi. Toh kalau ternyata memang tidak  ada yang memerlukan latihan bareng online ya tinggal di stop aja. Tapi ide ini belum di eksekusi karena khawatir akan terjadi friksi dengan “organiasi sebelah”, sehingga idenya kami simpan.

Titik dimana ide-ide ini benar benar dieksekusi berkaitan erat dengan meninggalnya salah seorang pengawas dan pengendali Hikmatul Iman yaitu Kang Sudarto yang sangat dekat dengan kami. Setelah tiga hari berpikir, Kang Ashari memutuskan untuk mulai zoom perdana dan tampil sebagai instruktur utama yang tampil di depan publik, sementara Teh Ambar dan Kang Luthfi support di media soasial dan pengelolaan grup.

Pemikirannya juga sederhana : Kang Darto sudah mengajarkan banyak hal yang baik, benar, dan bermakna. Jika saya tidak mengalirkan manfaat dengan cara kembali melatihkannya, maka amal jariyah Kang Darto dari kemanfaatan ilmu tentunya terputus. Jika ilmu stop di generasi ini, kepada siapa estafet pengembangan keilmuan akan diteruskan?

Apakah ini lebih penting dibandingkan dengan hanya sedikit diterpa gossip dan framing (yang biasa kami terima dengan gembira dan suka cita).
Maka dengan bulat hati ” yuk kita mulai !”

Menjadi bahn gossip sudah biasa, jangan setengah – setengah maka kami namakan latihan ini sebagai XHI yang dibaca eks-HI yang artinya para mantan Hikmatul Iman. Karena memang awalnya dimaksudkan jadi ajang latihan bersama para mantan yang kangen berlatih dan rindu bersilaturahim.

Kami bersyukur bahwa saat ini latihan rutin setiap senin dan kamis diikuti oleh 30 – 40 orang yang sangat serius berlatih, dan banyak yang merasakan manfaat latihan, sudah banyak yang percaya diri untuk memberikan layanan terapi. Kami para admin sangat terbantu karena anggota grup hangat dan saling menjaga sehingga jauh dari drama sehingga kita bisa berfokus pada hal yang penting tanpa distraksi. Terima kasih atas dukungan semua !!

Rasa kangen terhadap “vibe HI” sangat terobati walaupun saat ini sudah banyak anggota yang berasal dari umum. Yang terpenting adalah, semoga XHI menjadi jariyah ilmu yang mengalir buat para pelatih dan guru utama yang telah mengajarkan keilmuan yang bermakna dan mendidik dengan tulus.

XHI tidak akan menjadi organisasi, ia akan tetap menjadi komunitas yang mengajarkan materi – materi dasar dimana siapapun bisa belajar. Kami selalu mengatakan bahwa : XHI adalah sekolah dasar dimana kita belajar membaca, berhitung, dan skill dasar lainnya. Setelah bisa membaca maka silakan baca dan kaji keilmuan apapun sesuai minat dan bakat masing – masing.

  • Jika dengan bekal dari XHI kamu bisa membuka perguruan, dan memang itu yang kamu inginkan,  maka silakan lakukan.
  • Jika berlatih terapi di XHI bisa membuka balai pengobatan, dan itu jalan ninjamu maka silakan lakukan.

Silakan bangun bendera, warna, dan nuansa masing – masing, silakan lakukan apapun dan menjadi jembatan keilmuan dan kemanfaatan bagi sesama.

 

Salam hangat dari kami, yang menolak move on
dari kami masih memegang ikrar, janji, dan motto

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *