Sekilas Mengenai Standar Latihan, Kang Ashari, XHI

” Kang apakah ada standar latihan, patokan supaya tau saya udah bener apa belum. Harusnya apa yang terasa saat berlatih, dll

Dear rekan berlatih, …

Tentunya standar ada, hanya saja standar itu bertingkat tingkat.

Misal standar pertama olah nafas adalah mampu 10 nafas dengan buang sampai benar – benar habis, efek ke badannya tentu terasa berbeda untuk tiap orang. Namun ini standar/target dasar. Latihan nafas yang sama nanti standarnya akan berkembang sesuai dengan progres setiap orang. Bisa jadi kepadatan yang bertambah, aliran, hawa panas, dan lain lain, dan seterusnya. Perkembangan ini akan berbeda juga untuk setiap orang bergantung tubuh dan seberapa rajin yang bersangkutan berlatih.

“Prinsip” berlatih di XHI adalah memaksimalkan setiap nafas dan berfokus pada “kedalaman”. Dengan prinsip ini umumnya progress yang dicapai cukup akseleratif. Sehingga target dan standar latihan akan berubah dengan cepat. Target hari ini bisa jadi di bulan depan. sudah “kadaluarsa”.

Prinsip lainnya adalah “berlatih dari yang nyata terasa” bagian ini penting BANGET. Saya kasih ilustrasinya ya.

Andai satu orang berlatih (pemula) dan sejak awal ia ingin merasakan HAWA PANAS. Maka secara naluriah selama berlatih ia akan mencari – cari hawa panas ini, otaknya akan sibuk menerka “apakah ini hawa panas ?”. Efeknya adalah : latihan menjadi lambat progressnya dan hawa panas akan lebih lama tercapai. Karena dalam berlatih fokus – konsentrasi – rasa harus berpadu dengan disiplin olah nafas barulah latihan akan efektif dan dahsyat.

Sehingga saat berlatih : selalu mulai dari apa yang nyata.

Mulai dari gesekan udara di sela jari tangan (karena ini PASTI terasa), berprogress ke kepadatan, dan seterusnya. Konsep kepadatan pun kan abstrak buat orang yang baru memulai, jadi jangan mencari kepadatan. namun latih gesekan udara nanti kepadatan akan muncul dengan sendirinya.

Saat kepadatan muncul, itulah “AHA” moment, ” Oh ini toh yang namanya kepadatan” Nah pada saat itulah kepadatan menjadi hal yang nyata, pada saat itu pula yang bersangkutan harus mulai berfokus pada kepadatan (level2). Demikian selanjutnya.. berproses dan berprogress secara bertahap. Semoga terbayang ya.

Itulah mengapa jawaban singkatnya :

Yang penting maksimal di setiap nafas DAN latihan hari ini harus lebih baik dari latihan sebelumnya.

  • Selamat berakselerasi, menjadi versi terbaik diri sendiri.
  • Jangan jadikan pelatih sebagai batas.
  • Pelatih adalah pengantar keilmuan bagi generasi berikutnya, artinya yang berlatih pasti (dan harus) kemampuannya melebihi pelatihnya karena mereka yang akan hidup di masa depan dan mengembangkan keilmuan.

3 Kunci Rahasia Olah Nafas

Dalam berlatih membangun kompetensi dan kapasitas energi lewat olah nafas, XHI memiliki asumsi dasar bahwa peserta latihan adalah pemula dan memiliki waktu yang terbatas untuk berlatih. Metode latihan online tanpa tatap muka langsung juga menjadi tantangan tersendiri. XHI menjawab tantangan – tantangan ini dengan mengembangkan pola latihan yang sederhana sehingga mudah diikuti bahkan bagi mereka yang tidak memiliki dasar olah nafas apapun. Efektifitas latihan didorong dengan penerapan 3 kunci latihan yaitu :

  1. Disiplin dalam mengatur nafas dengan fokus pertama adalah membuang nafas hingga benar – benar habis.

  2. Selalu merasakan kepadatan energi sepanjang latihan baik pada saat tarik, tahan, maupun buang nafas.

  3. Mempertahankan kesinambungan nafas dimana nafas satu membangun nafas berikutnya. Fokus pertama kunci ini adalah dengan membawa semua kepadatan saat buang nafas ke tarik nafas berikutnya.

Podcast berikut didedikasikan untuk menjelaskan tiga kunci rahasia yang membuat latihan online XHI terasa manfaatnya dalam waktu yang sangat singkat.
Srlamat menyimak, jika dirasa bermanfaat silakan bagikan.

Konsep, Aplikasi, dan Tips Blending Bagi Pemula

Konsep, Aplikasi, dan Tips Blending Bagi Pemula
oleh Kang Ashari

Memasuki bulan juni 2022, beberapa topik muncul di grup dan beberapa bertanya melalui japri mengenai ‘blending’. Karena ini merupakan topik yang kemungkinan akan selalu muncul dan jika ditulis di grup pasti akan terpbenam dalam ratusan chat, dan jika di sampaikan secara personal akan berkali – kali menyampaikan, maka video ini dibuat.

Bagi yang lebih nyaman menonton video silakan langsung mainkan videonya, bagi yang nyaman membaca teks maka berikut adalah poin utama dalam blending (versi xhi) adalah :

  1. Blending adalah menyeimbangkan
  2. Banyak bentuk blending tidak terbatas pada satu versi saja
  3. Yang diseimbangkan adalah ion positif dan ion negatif, bukan menghilangkan namun membawa kepada titik keseimbangan
  4. Ion adalah molekul bermuatan. Ion positif = kekurangan elektron, ion negatif kelebihan jumlah elektron.
  5. Yang dapat berpindah adalah elektron (e) yang bermuatan negatif
  6. Proses penyeimbangan dilakukan dengan ‘meradiasikan’ energi untuk memicu perpindahan elektron
  7. Kapasitas energi dan pengendalian energi yang dibangun melalui proses latihan memegang peran penting
  8. Saat melakukan blending :
    • Radiasikan energi melalui telapak tangan
    • Kunci fokus pada merasakan agar tidak memberikan program

t.me/joinxhi
hikmatuliman.com

 

Sekilas Sejarah XHI

Ide XHI tercetus secara spontan ketika kami para admin : Kang Ashari, Kang Lutfi, dan Teh Ambar sedang ngobrol santai di sekretariat MTHI (Manajemen Terapi Holistik Indonesia). Awalnya kami tidak membayangkan bahwa cetusan ide sesaat ini akan berkembang seperti sekarang.

Saat itu kami hanya berpikir sederhana : “Kangen suasana dan ‘vibe” saat LSBD Hikmatul Iman masih ada”.  Dulu semua anggota Hikmatul Iman tentu pernah  berandai – andai : jika nanti memiliki putra/putri pasti akan diikutkan latihan Hikmatul Iman. Namun beberapa tahun pasca pembubaran HI kita tentunya sadar dan tidak dapat melihat bagaimana cara agar anak – cucu bisa merasakan perjuangan berlatih, UKT, pengukuhan, sparring, sekaligus kehangatan persaudaraan. Faktanya, Keilmuan Hikmatul Iman secara lembaga sudah berhenti, tidak akan ada lagi ranting dan ujian kenaikan tingkat, dan tidak mungkin pula organisasi hidup kembali.

Pembahasan kumpulan orang – orang yang “gagal move -on” ini kemudian mengalir dan sampai pada titik penyadaran potensi bahwa kami dulu di Hikmatul Iman pernah menjadi anggota, pengurus tingkat nasional, asisten pelatih, penerbit majalah, pembuat AD ART, EO event level nasional, dll. Kayaknya kok kami cukup kompeten ya, kayaknya sayang kalau potensi – potensi  ini hanya disimpan.

Hanya saja waktu itu kami juga sadar dan mengukur diri bahwa masa – masa dimana bisa mencurahkan perhatian 100% pada organisasi sudah lewat, bahwa kami sudah melakukannya. Tercetuslah ide untuk latihan online via zoom : praktis, daya jangkau luas, dan tidak perlu sumber daya yang besar. Ditambah saat itu MTHI sudah mulai memproduksi seri-seri latihan dan mengadakan latihan via zoom untuk kelas kesehatan karena masa pandemi.

” Ah paling yang ikut 10 orang “

Prediksi awalnya begitu. Benar – benar dimulai tanpa ekspektasi. Toh kalau ternyata memang tidak  ada yang memerlukan latihan bareng online ya tinggal di stop aja. Tapi ide ini belum di eksekusi karena khawatir akan terjadi friksi dengan “organiasi sebelah”, sehingga idenya kami simpan.

Titik dimana ide-ide ini benar benar dieksekusi berkaitan erat dengan meninggalnya salah seorang pengawas dan pengendali Hikmatul Iman yaitu Kang Sudarto yang sangat dekat dengan kami. Setelah tiga hari berpikir, Kang Ashari memutuskan untuk mulai zoom perdana dan tampil sebagai instruktur utama yang tampil di depan publik, sementara Teh Ambar dan Kang Luthfi support di media soasial dan pengelolaan grup.

Pemikirannya juga sederhana : Kang Darto sudah mengajarkan banyak hal yang baik, benar, dan bermakna. Jika saya tidak mengalirkan manfaat dengan cara kembali melatihkannya, maka amal jariyah Kang Darto dari kemanfaatan ilmu tentunya terputus. Jika ilmu stop di generasi ini, kepada siapa estafet pengembangan keilmuan akan diteruskan?

Apakah ini lebih penting dibandingkan dengan hanya sedikit diterpa gossip dan framing (yang biasa kami terima dengan gembira dan suka cita).
Maka dengan bulat hati ” yuk kita mulai !”

Menjadi bahn gossip sudah biasa, jangan setengah – setengah maka kami namakan latihan ini sebagai XHI yang dibaca eks-HI yang artinya para mantan Hikmatul Iman. Karena memang awalnya dimaksudkan jadi ajang latihan bersama para mantan yang kangen berlatih dan rindu bersilaturahim.

Kami bersyukur bahwa saat ini latihan rutin setiap senin dan kamis diikuti oleh 30 – 40 orang yang sangat serius berlatih, dan banyak yang merasakan manfaat latihan, sudah banyak yang percaya diri untuk memberikan layanan terapi. Kami para admin sangat terbantu karena anggota grup hangat dan saling menjaga sehingga jauh dari drama sehingga kita bisa berfokus pada hal yang penting tanpa distraksi. Terima kasih atas dukungan semua !!

Rasa kangen terhadap “vibe HI” sangat terobati walaupun saat ini sudah banyak anggota yang berasal dari umum. Yang terpenting adalah, semoga XHI menjadi jariyah ilmu yang mengalir buat para pelatih dan guru utama yang telah mengajarkan keilmuan yang bermakna dan mendidik dengan tulus.

XHI tidak akan menjadi organisasi, ia akan tetap menjadi komunitas yang mengajarkan materi – materi dasar dimana siapapun bisa belajar. Kami selalu mengatakan bahwa : XHI adalah sekolah dasar dimana kita belajar membaca, berhitung, dan skill dasar lainnya. Setelah bisa membaca maka silakan baca dan kaji keilmuan apapun sesuai minat dan bakat masing – masing.

  • Jika dengan bekal dari XHI kamu bisa membuka perguruan, dan memang itu yang kamu inginkan,  maka silakan lakukan.
  • Jika berlatih terapi di XHI bisa membuka balai pengobatan, dan itu jalan ninjamu maka silakan lakukan.

Silakan bangun bendera, warna, dan nuansa masing – masing, silakan lakukan apapun dan menjadi jembatan keilmuan dan kemanfaatan bagi sesama.

 

Salam hangat dari kami, yang menolak move on
dari kami masih memegang ikrar, janji, dan motto

Kenapa Seri Latihan Metafisika Didesain 6 Sesi ?

Orang – Orang Tipe 1, 2 dan 3

Kita mulai… Mengenai metafisika, di dunia ini ada orang – orang tipe 1 yang dilahirkan berbakat yang sejak awal sangat mudah mengaktifkan metafisika. Ada juga tipe 2, mereka yang biasa aja, tapi berada di lingkungan yang sangat kental dengan metafisika sehingga secara alami menjadi peka dan mudah untuk mengaktifkan metafisika

Dua tipe ini hanya perlu arahan yang tepat, tidak perlu waktu dan usaha yang keras.. ngimplengnya jalan. Namun ada juga tipe 3, mereka yang terlahir dengan bakat TM biasa aja, di lingkungan yang biasa aja, belum mengenal metafisika atau bahkan anti metafisika.

Kunci utama yang harus dipegang erat adalah : Kita memiliki potensi unik, dan tugas masing – masing. Kang Dicky berulang kali mengatakan ” Tong nyaruakeun diri jeung batur” (jangan menyamakan diri dengan orang lain). Setiap orang punya caranya tersendiri untuk memaksimalkan potensi. Dalam hal ngimpleng, tentunya cara berlatih tipe 1 dan 2 akan berbeda dengan tipe 3.

Semuanya dimulai dengan keihlasan menerima diri apa adanya, pahami dan maklumi keadaan diri kita sehingga kita tahu dari mana kita perlu melangkah dengan strategi seperti apa. Jadi, mari mulai menerima dan memahami diri kita masing – masing. Itulah fungsi dari berlatih.

Diawal seri TM kita sudah definisikan proses latihan sebagai (ayo coba ingat -ingat apa ) . . .
simak lagi disini

.

.

.

Latihan adalah proses ikhlas berproses untuk memahami diri kita apa adanya

Kenapa Latihan Ngimpleng di Simpan di Sesi Terakhir

Akang dan teteh, XHI dibangun dengan konsep sebagai wadah berlatih bagi para pemula yang tidak memiliki dasar olah nafas dan oleh energi. Taman kanak – kanak dan PAUD bahkan kelompok bermain bagi mahluk – mahluk tipe 3. Tugasnya adalah mengantar dari yang belum mengenal warna dan abjad hingga mahir membaca dan melukis.

Setelah mahir silakan masing – masing berkembang membaca dan menulis buku apapun, dan berkarya di kanvas manapun. Oleh karenanya semua disedain dengan materi esensial yang disampaikan secara sederhana dan terstruktur.

Bagi yang sudah mengikuti latihan pasti sudah merasakan bagaimana simpelnya materi2 latihan XHI. “jurus”nya jauh dari keren, kalau orang lain melihat kita berlatih sangat wajar akan dilecehkan dan di buli. Ngga usah marah, lha wong saya aja yang menyusun materinya merasa ini jurus terlalu simpel. Jika dibandingkan dengan 12 jurus angin, jurus air, jurus halus saat di hikmatul iman, apalagi dibanding dengan jurus putra – putri – bumi, wah sangat jauh level ke-keren-annya.

Tapi ya itu yang kita butuhkan kita (termasuk saya) para kaum tipe 3. Lagi pula kita tidak ada target eksebisi atau ujian , maka makin sederhana makin baik. Yang penting dilatih secara konsisten.

Kembali ke pertanyaan awal kenapa seri TM ini dibagi menjadi 6 sesi dan ngimpleng di simpan diakhir.

Pertama kita berlatih via zoom, harus diakui kualitas interaksinya tetap berbeda jika kita berlatih berada dalam ruangan yang sama. Jadi materi perlu dipecah jadi bagian yang bisa disampaikan secara online

Kedua (ini yang rahasianya) tubuh kita perlu waktu untuk “beradaptasi” dengan metafisika. Orang tipe 3 yang belum pernah berlatih sebelumnya akan punya waktu 5 minggu ( 35 hari ) sejak latihan pertama untuk beradaptasi. Setingan di latihan2 selama 5 minggu ini (termasuk lathan senin dan kamis) semua diarahkan untuk membantu puncak latihan TM yaitu ngimpleng / mata batin di minggu ke-6.

Rentang waktu inilah yang diharapkan meningkatkan persentase keberhasilan latihan ngimpleng kita nanti. Jika kita adalah tipe 1 dan 2, maka hanya ikut latihan minggu ke-6 saja besar peluangnya untuk berhasil. Tapi buat tipe 3 tentunya prosesnya tidak seperti itu. Tipe-3 adalah orang -orang yang perlu membayar bakat dengan konsistensi dan kerja keras.

Rugi dong jadi tipe-3 !!
Eits ingat, kita unik, punya potensi, dan tugas masing – masing.

Benefit Tipe 3 dan Kolaborasi Antar Tipe

Kita fokus dulu di benefit dan tugas tipe 3 ya, supaya kita jelas menjalankan misi.

Tipe-3 adalah orang – orang beruntung yang di amanahi ilmu tentang bagaimana mengajarkan dan membimbing genarasi berikutnya

Kok gitu kang ?

Tipe-3 dalam proses menguasai TM harus “bersusah payah” membayar dengan investasi waktu, tenaga, dan pikiran untuk menguasai metafisika ilmu per ilmu. Dalam proses itu ia akan belajar bagaimana mencari jalan agar bisa, menemukan solusi saat tembok – tembok penghalang berdiri tinggi dihadapannya. Solusi – solusi inilah yang menjadi “harta berharga” yang dititipkan untuk diajarkan pada generasi berikutnya.

Tipe 1 dan 2 tidak akan penah mengerti kenapa kok ngimpleng itu sulit, karena bagi mereka ngimpleng itu simpel tinggal niat dan memejaman mata. Tipe 1 dan 2 tidak akan paham kenapa sulit sekali bagi kebanyakan orang untuk menerapi, karena bagi mereka menerapi sesimpel melihat titik dan jalur energi yang perlu diperbaiki.

Hanya tipe-3 yang mengerti kesulitan dan kegelisahan ini, karena tipe-3 pernah mengalami dan melewati fase yang sama. Oleh karenanya tipe-3 lah yang dapat secara efektif memberi solusi bagi generasi berikutnya.

Apa fungsi tipe 1 dan 2 ?
Mereka punya fungsi yang juga penting, yaitu mengembangkan keilmuan.

Singkatnya:

Tipe 1 dan 2 mengembangkan, tipe 3 mengajarkan.

Disinilah titik kolaborasinya, yang hanya bisa terjadi saat kita memahami diri dan orang lain. tipe 3 bukan “kasta rendah” tapi partner sejajar dalam menebar manfaat keilmuan.

Saya sendiri adalah tipe-3, so what ? Kalau saya tipe 1 tentunya cerita XHI akan berbeda. Mungkin XHI akan menjadi sekolah x-men khusus orang berbakat, san saya tau beberapa rekan tipe 1 punya grup seperti ini.

Closing statementnya: Jalani proses berlatih, agar kita satu langkah lebih memahami diri. Kemampuan akan muncul pada saatnya dimana tubuh dan psikis kita telah siap.

Satu satunya cara mempercepat datangnya kemampuan hanya dengan berlatih konsisten. Berhenti berharap tapi tanpa melakukan apa – apa. Lupakan keinginan untuk instant karena semua perlu berproses.

Mohamad Ashari
Fasilitator XHI, 24 Mei 2022

 


Tertarik berlatih ? Silakan simak informasi di :
https://hikmatuliman.com

Mari bergabung di grup telegram
https://t.me/joinxhi

Instagram
https://instagram.com/joinxhi

Facebook
https://facebook.com/keluargabesarxhi

Ingin mendukung dalam bentuk donasi ? Klik link berikut
https://saweria.co/joinxhi

Rangkaian Latihan Standar Tahun 2022

Akang dan teteh, di bulan April 2022, tak terasa XHI telah menjalankan latihan secara online genap dua tahun. Kami tidak pernah menduga inisiatif 24 bulan lalu mendapat sambutan dan antusiasme yang tinggi dari teman, rekan, dan sahabat yang tersebar di berbagai daerah. Salah satu buah dari konistensi kita dalam berlatiha adalah berkembangnya materi keilmuan. Jika dulu kita tidak berkomitmen untuk memulai latihan pertama mengatasi tantangan jarak, waktu, dan memanfaatkan teknologi tentunya kitak akan sampai di titik ini dimana kita bersaksi mengenai kemanfaatan latihan olah nafas.

Sebagai penanda progress pengembangan materi, setiap bulan April XHI mengeluarkan rangkaian standar latihan terbarunya. Di tahun 2022 ini  rangkian latihan standar tahun 2011 kita lengkapi dengan rangkaian penutup latihan. Semua materi yang masuk kedalam rangkaian latihan standar adalah materi yang insyaAllah telah kita uji dalam latihan kita sepanjang tahun.

Rangkaian 2022 memuat :

  1. Pembukaan 4 nafas perut + 4 nafas dada
  2. Pemutaran energi di telapak tangan (8 nafas dada)
  3. Pemutaran energi di seluruh tubuh (8 nafas dada)
  4. Gerakan Dasar Penyaluran ( 2 seri x 4 nafas dada)
  5. Gerakan Pemadatan energi ( 2 seri x 3 nafas dada)
  6. Penutup latihan ( 5 nafas dada)

Dengan total 51 tarikan nafas.

Perlu diingat bahwa untuk melatih materi ini secara efektif,  kita tetap perlu memperhatikan materi – materi dasar dan memiliki tingkat kepekaan yang cukup. Sabar dan konsistensi tetap dan akan selalu menjadi kekuatan terbesar kita.  Struktur latihan dan seting energi di rangkaian 2022 ini sudah terbukti mampu melejitkan potensi energi dalam waktu cepat selama kita terus disiplin berusaha secara bertahap menerapkan 3 kunci utama latihan.

Rangkaian 2022 merupakan pencapaian kita bersama, merupakan kesimpulan dari konsistensi dan keseriusan berlatih kita bersama. Silakan di sebarkan ke siapapun yang sekiranya bisa mendapatkan manfaat. Semoga rangkaian ini menjadi amal jariyah yang terus mengalir bagi kita, dan para pelatih pendahulu yang telah membukanan jalan.